Ahad, 29 November 2015
Permulaan
hari ini belum begitu memuaskan, walaupun bangun tidur pas adzan shubuh. Aku
mesti mandi terlebih dahulu sebelum mengerjakan shalat shubuh, dan tak sempat
untuk ke Masjid. Walaupun demikian, aku tak pantang semangat, aku yakin akan
ada hikmah dari setiap peristiwa dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.
Kurasakan
segar sekali pagi ini, hingga setelah tadarus Al-Qur’an aku langsung melakukan
aktifitas selanjutnya tanpa leyeh-leyeh terlebih dahulu. Merendam cucian aku
lakukan, lebih kurang 2 jolang banyaknya pagi ini ku mencuci pakaian. Karena
sudah beberapa hari tak sempat mencuci, disebabkan beberapa kesibukan dan
kondisi cuaca yang tak mendukung. Disela-sela menunggu cucian direndam, kumanfaatkan
waktu menunggu dengan sedikit bersih-bersih halaman depan dari rumput liar.
Kucabuti dengan tanganku ini rumput-rumpu
t liar itu, ku coba juga menggunakan
kored. Setelah lebih kurang 30 menit, dan waktu mencucipun tiba kuanggap cukup
ngored hari ini. Mencuci 2 jolang bukan hal yang mudah, perlu kesabaran yang
tinggi. Semangat mencucipun bertambah, karena cuaca hari ini sangat mendukung.
Matahari menyapa pagi ini dengan sinarnya yang cerah, dan besar harapan semua
cucian dapat kering sempurna.
Perut
ini memberikan tanda ingin segera diberi bahan bakar, aku pun mengerti dan
segeralah ku hidupkan motor untuk hunting sarapan. Pucuk di cinta ulam
pun tiba, ketika motor telah dinyalakan sambil menunggu panasnya mesin, suara mangkok
yang dipukul oleh sendok terdengar olehku. Ternyata suara itu berasal dari
Tukang Bubur Kacang Ijo (BurJo) yang sedang nangkring di depan kosan. Langsung
saja tanpa mesti berjalan jauh menggunakan sepeda motor, aku beli 2 bungkus
BurJo yang satu pake Es yang satu Anget. Murah banget ternyata, 2 bungkus
kacang ijo seharga 5rb. Udahmah murah, enak lagi.
Sarapan
sudah, tinggal lanjut aktifitas selanjutnya. Rumah kos terlihat sudah tidak
sebersih biasanya, maka dari itu aku berinisiatif untuk membersihkannya dengan
menyapu dan mengepelnya. Menyapu semua ruangan sudah, mengepel baru setengah,
tiba-tiba A. Hamzah datang menghampiri dengan ngos-ngosan. Beliau minta tolong
untuk bantu beres-beres dapur Al-Maidah Catering yang akan digunakan masak esok
hari. Akupun segera mengiyakan, karena aku tahu aka nada pesenan buat 3 bulan
kedepan dari Rizh Hotel Yogyakarta.
Tiba
di kontrakan Teh Ajeng sama A. Aka yang merupakan dapur Al-Maidah Catering,
disana aku bertemu dengan Orang Tuanya Teh Ajeng yang sedang di Yogya. Ternyata
bapak sama ibu ikut membantu beres-beres dapur, dari mulai pasang plastik untuk
mencegah kotoran dari atap hingga menata rapi dapur.
Adzan
dzuhur berkumandang, kami istirahat sejenak sekaligus menunaikan shalat
berjamaah di Masjid. Setelah kembali lagi ke dapur, sekitar pukul setengah 2,
Ibu teh Ajeng memanggil untuk segera makan karena pepes Ikan sama tumpeng telah
matang. Nikmat yang aku rasakan ketika makan, serasa makan bersama keluarga
sendiri.
Aktifitas
beberespun berakhir pas adzan Ashar. Untuk waktu Ashar ini aku tak sempat
berjamaah di Masjid, tapi aku masih bisa berjamaah bareng A.Hamzah di kos.
Badan ini pun meminta untuk segera dibersihkan seutuhnya dengan mandi. Akupun
memenuhinya,karena masih ada agenda selanjutnya yaitu belanja bahan-bahan ke
Pasar Giwangan.
Setelah
semuanya kembali segar, Aku, A. Hamzah, Teh Ajeng, A. Aka, kami berempat segera
menuju Pasar Giwangan dengan mobil Avanza. Sesampainya di Pasar, kami langsung
menuju toko MM yang telah menjadi langganan untuk membeli bahan-bahan Sembako.
Dirasa cukup belanja disana yang menghabiskan lebih kurang Rp 1.550.000,.
selanjutnya belanja sayuran, warung Tante yang sudah menjadi langganan kami
tuju. Dengan kondisi hujan lebat, dipilihlah beberapa sayuran semisal kubis,
tomat, kentang, dlsb. Lima ratus lima puluh ribu rupiah habis untuk membeli
sayuran disana, dengan uang sebesar itu ternyata laba yang diperoleh Tante itu
sedikit. Kebutuhan yang belum terpenuhi lainnya adalah nyiru beserta tampir
serta rempah-rempah. Rasa heran terkesan dari nenek penjual barang itu yang
ternyata tidak bisa menulis dan membaca, tapi mahir menghitung uang.
Sesampainya
di dapur hujan masih berjatuhan, sehingga belanjaan sedikit basah kehujanan. Banyak
sekali belanjaan ini sampai memenuhi dapur, maklum saja persediaan untuk tiga
hari. Ketika ngangkut belanjaan dari mobil ke dapur, ternyata di kontrakan Teh Ajeng
sudah ada A. Eka bersama istrinya. Alhamdulillaah bantuan tambahan datang,. Hhe
Proses
belanja dari Pasar sampai Dapur ternyata tidak sebentar, sampai-sampai aku
mesti menjama’ shalat maghrib dan Isya. Aku merasa tak enak dengan hal
tersebut, tapi mau gimana lagi daripada gak shalat sama sekali khan gawat.
Rasa
lapar menghantui kembali, hingga akhirnya A. Hamzah ngajak hunting
makanan ke luar. Ternyata tujuannya warung bakso didaerah Taman Siswa (TamSis)
yang ramai karena enaknya bener. A. Hamzah habis satu mangkok mie ayam sama
satu mangkok bakso saking lapernya. Kalo akumah cukup satu porsi Mie Ayam
Bakso. Harganya lumayan, Mie Ayam saja 8rb, Mie bakso 12rb, Mie Ayam Bakso juga
12 rb.
Setelah
perut terisi dan tentrem, waktunya pulang ke kos dan istirahat,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar