Jumat, 11 Januari 2019

Menjemput Rezeki Awal Tahun 2019


Ada yang unik di awal tahun ini sampai menjadi viral, kalimat menjemput rezeki awal tahun (80 jt). Ya itulah yang rame diperbincangkan orang-orang belakangan ini. Bukan hal itu yang mau aku bahas, namun perihal kehidupan yang tidak jauh berbeda “Sama-sama menjemput rezeki”.

Rezeki memang ada yang datang sendiri, namun itu hanya sebagian kecil saja, lebih banyak yang mesti kita perjuangkan dan hasilnya pun berlimpah ruah. Ada yang cocok dan ada yang tidak, itu merupakan pilihan sesuai atau tidaknya.

Diakhir tahun kemarin, sempat ada tawaran kerjaan. Beritanya datang dari orangtua, hati sulit menolak azam pun terkuak. Bandung menjadi tempat interview kabar tersebut, 2,5 jam perjalanan ku tempuh motoran. Jam 8 pagi sampai tujuan masih ada waktu 1 jam dari waktu ketemuan.

Diluar ekspektasi yang mengakibatkan rasa kecewa walaupun sedikit, harus menunggu 2,5 jam. Interview mulai jam 11, berlangsung lumayan cepat sekitar 45 menit. Beberapa pertanyaan ku jawab cepat, singkat, padat, meyakinkan dan akhirnya diri ini diterima sebagai Pengurus sekaligus Konsulat Cabang salahsatu Non Goverment Organitation (NGO) Cabang Ciamis. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini kalo dalam bahasa kita sehari-hari bergerak dalam penggalangan dana untuk kebebasan rakyat Palestin.

31 Desember 2018 resmi diterima dan 1 Januari 2019 resmi mengundurkan diri. Pikiran dan hati terus berkecamuk seakan-akan hati tak bisa menerima. Ragu menyelimuti setelah tiba di rumah kembali, solusi saat itu adalah berterus terang kepada orang tua. Panjang mengutarakan rasa setelah interview, sebagai seorang ibu terus mendengarkan sampai usai dan diakhir mengeluarkan kata-kata “ibu ingin melihat aa nyaman dengan kerjaannya, masih banyak kok kerjaan yang lain”. Hal penting yang menjadi alasan resign adalah tidak adanya waktu libur selama satu minggu.

Obsesi diri yang masih menjadi cita-cita adalah untuk lanjut S2 di luar Negeri. Diri ini masih terus berusaha untuk mewujudkan keinginan ini, tidak ada kata mustahil selagi terus berdo’a dan berjuang. Sambil menunggu melakukan hal positif dan menghasilkan itulah yang aku tuju sekarang ini.

Hijrah kembali ke Kota Istimewa menjadi pilihan. Teman-teman banyak yang menawarkan solusi dimana selama ini aku acuhkan bahkan aku tolak, namun kali ini aku coba jalani saja, mudah-mudahan cocok. Welcome Home "Jogja" 11 Januari 2019 J
 
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar