Senin, 28 November 2016

Dengan Mengenalkan Lembaga Keuangan Syariah Inklusif Kita Bangun Generasi Ekonomi Inovatif


Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Keuangan Syariah (HMJ-MKS) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan acara Sharia Finance Expo (SFE) yang kedua di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) selama dua hari (22-23/11) dan Kamis (25/11) sebagai malam puncak serta penganugerahan di depan Poli Klinik UIN pusat. Acara yang mengusung tema "Dengan Mengenalkan Lembaga Keuangan Syariah Inklusif Kita Bangun Generasi Ekonomi Inovatif" ini diikuti sekitar 500 mahasiswa berasal dari empat program studi (prodi), yakni Manajemen Keuangan Syariah (MKS), Akuntansi Syariah (AS), Perbankan Syariah (PS), dan Ekonomi Syariah (ES).


SFE merupakan rangkaian acara prodi MKS yang bertujuan mensosialisasikan secara langsung nilai-nilai yang terdapat dalam ekonomi syariah melalui Talk Show Lembaga Keuangan Syariah, Talk Show Ekonomi Kreatif, Lomba Mading 3D antar SMA/MA Se-DIY, Lomba Akustik, serta Malam Puncak dan Penganugerahan. "Rangkaian acara tersebut merupakan agenda tahunan prodi MKS guna menjunjung tinggi nilai-nilai keuangan syariah," tutur M. Yazid Afandi, selaku kepala prodi MKS, dalam sambutannya.


Selasa (22/11) sebagai hari pertama acara ini, menghadirkan Nanang Syaifurozi (Owner Rumah Warna) dan Tano Nazoeaggi (General Manager Bakpia-pia) untuk berbagi ilmu bisnisnya dalam Talk Show Ekonomi Kreatif. Antusiasme tinggi di tunjukkan oleh semua peserta  dengan banyaknya pertanyaan dan sebagai apresiasi atas hal ini panitia memberikan banyak door prize pada sesi ini. "Senang rasanya bisa ketemu langsung sama Owner Rumah Warna dan GM Bakpia-pia serta mendapat ilmu bisnis dari keduanya," ucap Uswah, salah satu peserta. Sedangkan untuk Talk Show Lembaga Keuangan Syariah diisi oleh perwakilan dari Pegadaian Syariah, antusiasme peserta pada acara ini pun tidak kalah tingginya.

Pada hari kedua, Rabu (23/11) merupakan hari dimana lomba mading dan akustik dimulai. Lembaga Keuangan Syariah menjadi tema inti dari lomba mading 3D ini, masing-masing kelompok yang berjumlah tiga orang  diberi waktu tiga jam untuk menyelesaikan hasil karyanya. Setelah tiga jam pengerjaan, pada waktu itu juga dinilai dan didapat juaranya. MAN 1 Jogja terpilih sebagai juara pertama, juara kedua diraih oleh SMAN 2 YK, juara ketiga dari  SMKN 3 YK team A, dan juara harapan diraih SMKN 3 YK team B. Sedangkan untuk lomba akustik diikuti oleh 15 tim baik dari dalam dan luar UIN SuKa. Tiap tim membawakan dua buah lagu, Indonesia Pusaka menjadi lagu wajib dan satu lagu bebas. Sebagai kriteria penilaiannya meliputi artikulasi vokal, keteraturan instrumen, ekspresi, aransemen, dan kolaborasi. Setelah penilaian yang begitu ketat, diraihlah juara 1"Say Wolker" dari STTKD YK, Juara 2 "FAMAS" dari MAN Wonokromo Bantul, dan Juara 3 "Simfony" dari UNY.


Jumat (25/11) adalah hari puncak dan malam penganugerahan bagi para juara. Malam puncak ini diisi oleh penampilan beberapa band indie jogja dan stand up comedy. Sebagai band pembuka ada CIGITO, dilanjut oleh Ring Woloe yang beraliran reggae, diselingi stand up comedian Jaduk, dilanjut kembali penampilan dari Minimalist band dan yang menjadi penampil terakhir (guess star) sekaligus penutup malam puncak serta penganugerahan ini adalah BATIGA. "Seru, anak anaknya asik, kerjasama tim nya bagus banget, acaranya bukan cuma akademik tapi juga ada hiburannya" kesan Annisa Fadzri N, salah satu panitia SFE#2.

Minggu, 27 November 2016

Keluarga Benteng Utama Kejahatan Seksual Pada Anak

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) Yahudi, atau (memiliki karakter) Nasrani atau (memiliki karakter) Majusi." (H.R Muslim)

Keluarga merupakan pelaku utama dalam mencegah kejahatan seksual pada anak. Secara prinsip, setiap keluarga memiliki potensi besar untuk memberikan pengajaran cara menghadapi atau mengantisipasi kejahatan pada anaknya.

Kejahatan Seksual, dalam hal ini pelecehan seksual pada anak adalah kondisi dimana anak terlibat dalam aktivitas seksual dimana anak sama sekali tidak menyadarinya, dan tidak mampu mengkomunikasikannya, atau bahkan tidak tahu arti tindakan yang diterimanya. Berdasarkan data lembaga perlindungan anak pada tahun 2012-2014 tercatat 21,6 juta kasus pelanggaran hak anak. Dari jumlah ini, 58 persen dikategorikan sebagai Kejahatan Seksual.

Surabaya (ANTARA News)- Kejahatan Seksual bukan hanya soal kejahatan. Kejahatan Seksual terdiri dari dua kata yakni kejahatan dan seksual, namun titik tekan orang selama ini hanya pada kejahatan.

Karena itu, kejahatan seksual yang sudah tergolong "darurat" ini masih hanya dipahami secara sepihak dengan mencari pelaku, korban, standar hukuman, dan perlu tidaknya diperberat.

Akar masalah dalam kejahatan seksual ini ada pada kata "seksual". Artinya, bagaimana cara meminimalkan berbagai tindak kejahatan seksual ini?
"Adanya kasus kejahatan serta asusila pada anak, sebagian besar dipengaruhi dari menonton video porno," kata MenSos Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungan kerja ke Kediri, beberapa waktu lalu.

Konten pornografi yang disebut MenSos itulah yang memicu tindakan asusila maupun kejahatan seksual. Hal itu sudah diamatinya sejak menjabat Menteri Pemberdayaan Perempuan pada zaman Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Hubungan antara konten pornografi serta kejahatan itu didasari oleh fakta bahwa anak-anak saat ini sudah tidak asing dengan berbagai produk komputer (internet)," tuturnya.
Kecanggihan teknologi bisa lebih mudah bagi anak-anak untuk bisa mengakses berbagai konten, termasuk lewat telepon seluler (gadget ).

"Saya tidak lakukan analisa, tapi saya punya data. Dari data yang saya dapat tahun 2000, ketika anak-anak mengakses konten video porno, maka 60-70 persen itu potensial addict (kecanduan)," ucapnya.

Dampaknya juga bisa lebih jauh, ketika anak-anak sudah kecanduan menonton konten pornografi, maka akan menganggap hal yang semula tabu menjadi biasa. Bahkan, yang lebih parah, 39-49 persen potensi untuk ikut menirukan.

Dalam konteks inilah, MenSos menilai peran keluarga sangat penting untuk lebih mengawasi atau melakukan pendampingan anak-anaknya.
"Dengan menjadi sahabat, anak-anak pun akan merasa lebih nyaman berada di lingkungan keluarga, dan justru bukan lebih nyaman berada di lingkungan teman," imbuhnya.
Peran lain keluarga yang juga vital adalah menanamkan pendidikan agama sejak dini. "Dengan pendidikan agama, anak pun diharapkan mempunyai akhlak yang lebih baik," ujarnya.

Satu lagi yang tak kalah pentingnya adalah pendidikan reproduksi. Selama ini, sekolah hanya mengajarkan soal seksual secara biologis, misalnya bentuk dan organ reproduksi. Namun, pemahaman anak terkait bagian yang tidak boleh disentuh maupun yang boleh disentuh justru tidak diajarkan. Karena itu, orang tua juga dapat memainkan peran yang belum dilakukan sekolah itu.

Maka dari itu, demi masa depan anak-anak penerus bangsa kita sebagai keluarga berkewajiban untuk menjaga mereka dari buruknya kejahatan seksual. Marilah kita lakukan apa yang ibu MenSos sebutkan di atas, mulai dari menjadi sahabat anak kita, hingga memberikan pendidikan agama dan reproduksi. Sesuai hadits dipermulaan tulisan ini, mengatakan bahwa orang tua atau keluargalah yang paling berperan dalam pembentukan karakter anak. Seorang anak berkarakter seperti apapun, sangat tergantung pada kedua orang tuanya.

Demikianlah tulisan tentang Peran Keluarga Terhadap Kejahatan Seksual Pada Anak ini, semoga dapat memberikan banyak manfaat terkhusus pada para orangtua dan keluarga. Wallaahua'lam

Minggu, 20 November 2016

Dedikasi Untuk Negeri Melalui Bakti Sosial

GenBI Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Dedikasi Untuk Negeri Melalui Bakti Sosial

Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan acara Bakti Sosial di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan, Ahad (19/11). Acara yang mengusung tema Dedikasi Untuk Negeri ini diikuti sekitar 30 anak panti baik yang yatim piatu maupun dhuafa. Umur mereka sekitar 5-11 tahun (anak Sekolah Dasar), panitianya sendiri berjumlah 20 orang yang merupakan mahasiswa UIN SuKa penerima beasiswa Bank Indonesia.

GenBI merupakan komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia. Adapun Bakti Sosial ini merupakan salah satu rangkaian program dari pengurus GenBI Komisariat UIN. "Tujuan dari acara ini selain sebagai tugas program kerja, adalah sebagai upaya peningkatan kepekaan sosial kami demi menjadi pemimpin bangsa masa depan," tutur Dody Wijaya, Ketua GenBI UIN SuKa, dalam sambutannya.



Anak-anak panti diajak bermain bersama sekaligus belajar sejarah tentang awal mula adanya uang, oleh Isfihany GenBI UIN SuKa. Pertanyaan demi pertanyaan muncul dari anak-anak, uang kok berubah ubah gambarnya dan banyak macamnya, kok ada gambar orangnya itu siapa, kok dibuatnya dari logam dan kertas. Pertanyaan anak-anak memang luarbiasa, menjawabnya pun mesti luarbiasa pula menggunakan bahasa anak-anak agar mudah dipahami.



Panitia pun telah menyiapkan banyak hadiah bagi anak-anak yang aktif. Hampir semua anak-anak aktif, baik itu bertanya dan lainnya sehingga semuanya mendapatkan hadiah.

Kegembiraan terpancar dari setiap anak-anak karena bisa bermain bersama, dapat ilmu baru dan tentunya hadiah yang berlimpah.

Tak hanya sampai disana, anak-anak juga diberi pemahaman akan pentingnya olahraga. Hal ini disampaikan melalui senam penguin bersama, yang dipimpin oleh Edi, dari divisi kesehatan GenBI UIN.


Seluruh anak-anak terlihat antusias dan bersemangat mengikuti berbagai rangkaian acara, mulai dari belajar tentang sejarah uang hingga senam penguin bersama.

Makan bersama pun menjadi moment paling indah dalam kebersamaan hari ini, dimana diawali dengan do'a bersama penuh kekhusyuan.


Dipenghujung acara semuanya bersalamsalaman tanda acara mesti berakhir, dan saling memaafkan akan kesalahan yang telah diperbuat.

"Terimakasih banyak atas bantuan yang telah diberikan kakak kakak GenBI UIN SuKa, mudah-mudahan banyak manfaatnya, kami do'akan mas dan mbak semua dilancarkan segala urusannya terutama dalam menuntut ilmunya," pungkas Anjani, perwakilan Panti.

Tidak hanya bantuan sembako yang diberikan, akan tetapi hal yang lebih berarti dari itu adalah ilmu dan kebahagiaan.


Kamis, 03 November 2016

Pertemuan Pertama GenBI Komisariat UIN SuKa Yogyakarta 2016


Kita bak keluarga yang baru dipertemukan oleh nasib dan keberuntungan yang sama. Sama sama mahasiswa UIN sama-sama dapat beasiswa BI, dan kita bersatu dalam keluarga Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat UIN SuKa Yogyakarta. Meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda, mulai dari asal daerah hingga jurusan. Namun itu semua tidak menyebabkan kerenggangan diantara kita, malah menjadi semakin unik dan menariknya keluarga ini.

Pertemuan pertama khusus pun di gelar Senin (31/10) dengan agenda penyampaian seputar divisi yang ada di GenBI ini. Setidaknya ada empat divisi, meliputi pendidikan, sosial ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Setiap anggota dikenalkan dengan program atau hal apa saja yang ada di divisi tersebut, dan nantinya masing-masing dapat menentukan pilihan mau masuk ke divisi yang mana. Pemilihan divisi dilaksanakan nanti berbarengan dengan pemilihan ketua Komisariat GenBI UIN SuKa baru.


Setelah pengenalan ke empat divisi diatas, pada pertemuan kemaren dibahas pula terkait rencana program kerja yang akan dilaksanakan dekat-dekat ini yaitu bakti sosial di Panti Asuhan Muhammadiyah Prambanan. Konsep acaranya meliputi empat divisi yang ada, keempat faktor yang mewakil tiap divisi ada dalam rangkaian acara. Divisi pendidikan dengan acara pemberian pemahaman terkait KeBankSentralan, Divisi Kesehatan dengan sosialisasi Kesehatan Gigi dan Mulut, Divisi Sosial Ekonomi dengan pemberdayaan sumber daya manusia dengan pelatihan soft skill, dan Divisi Lingkungan dengan sosialisasi lingkungan bersih. Acara tersebut direncanakan dapat terealisasi pada hari Ahad (20/11) bulan ini.

Pada pertemuan ini juga disepakati terkait pertemuan rutin setiap dua minggu sekali di hari senin. Agar terjalin komunikasi yang baik sehingga satu sama lain dapat bersinergi dengan baik pula. Untuk pertemuan selanjutnya harapannya yang datang bisa lebih banyak lagi, target pertemuan selanjutnya mesti mencapai 40orang.

GenBI Komisariat UIN SuKa terkenal sangat kompak dibanding komisariat yang lain, maka dari itu disini kita berusaha untuk selalu menjaga dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Usaha yang dilakukan bersama sama sangat bernilai sekali, dan untuk hasilnya tak akan pernah membohongi usaha kita ataupun sebaliknya.

Semua yang dilakukan oleh GenBI selalu sesuai dengan time line nya, yaitu "Energi Untuk Negeri"