Selasa, 28 November 2023

Memaknai Sesuatu dengan Benar akan berbuah Baik

 Positif thinking aja,. Kata yang mudah diucapkan namun sering dirasakan sulit banget,.

Yaa begitulah rasa yang selalu berubah dengan cepatnya, ketika berusaha untuk berfikir positif, selalu ada bisikan dan godaan untuk beralih 180 derajat. 

Perang mind set sering terjadi, dan itulah yang mesti kita perjuangkan dan biasakan, agar hal yang baik lah yang kita raih. Sebagaimana dalam buku the secret yang terkenal itu, bahwa alam bawah sadarlah yang memiliki pengaruh paling besar, yang bisa menggerakkan secara otomatis diri ini, bahkan benda atau makhluk yang ada di sekitarnya.

Salah satu contoh nya adalah tentang Kondisi Cuaca, jika kita benar dalam menyikapi atau dalam memberikan kesan pertama, maka hal itulah yang akan kita dapatkan. Seperti seorang anak yang riang gembira ketika hujan datang, bahkan sampai bermain hujan hujanan bersama teman-temannya, dan orangtuanya mendukung hal itu, karena percaya akan air hujan yang diturunkan Tuhan mengandung kebaikan yang luar biasa.

Maka dari itu mari kita senantiasa membiasakan untuk menyikapi segala hal dengan mengutamakan prasangka baik, berusaha mengkondisikan hati yang bersih, akal yang sehat, serta jasad yang sehat. Karena Tuhan kita Allah SWT dalam Firman-Nya menyampaikan bahwa akan selalu bersama prasangka hamba-Nya.

Wallaahu A'lam,.

Senin, 27 November 2023

Praktik Khitobah Santri kelas 7A MTs Persis Al-Amin Sindangkasih

 Senin, 27 November 2023

Merupakan hari yang dijadwalkan untuk pelaksanaan rangkaian ujian praktik Santri MTs Persis Al-Amin Sindangkasih,.

Kali ini adalah waktunya menguji keberanian yang telah dipersiapkan untuk maju kedepan dihadapan banyak orang, menyampaikan rangkaian kata, diksi, serta dalil.

Untuk menjadi seorang pembicara yang hebat, tentunya tidak dengan cara ujug ujug dadakan simsalabim. Step by step secara perlahan yang tidak instan lah akan menjadi proses dan tahapannya.

Begitu pun dengan para Santri khususnya di kelas 7A MTs Persis Al-Amin Sindangkasih ini. Pencapaian luar biasa bagi setiap Santri diukur dengan ketentuan yang berbeda, disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Ada yang memang syudah pernah tampil didepan khalayak, bahkan ada juga yang belum berani maju ke depan dari sejak usia TK.

Syukur Alhamdulillaah, dikesempatan pertama mereka ujian praktik Khitobah ini semua Santri yang berjumlah 18 orang berhasil maju kedepan tanpa ada drama terlebih dahulu. Dan semuanya tidak sambil membawa catatan atau kertas bahan materi yang telah mereka persiapkan, alias di talar.

Deg degan, nervous, gemetaran, filler, ngeblank, diantaranya mereka alami ketika menyampaikan Khitobah. Itu merupakan pembelajaran yang mesti mereka alami, guna menyesuaikan diri nya. 


Semoga dengan dilaksanakan praktik Khitobah ini menjadi wasilah para Santri menjadi Pembicara, Khotib, Da'i, Public Speaker yang handal dikemudian hari. Aamiin yaa rabbal 'aalamiin.

Sabtu, 25 November 2023

Moment Hari Guru 25 November 2023

 Mungkin bagi diri ini tanggal 25 November merupakan hari yang biasa saja, tidak berharap apa-apa, dijalani seperti hari-hari sebelumnya,. Namun, tahun ini berbeda dari sebelumnya,.

Suasana yang tak biasa ditunjukkan oleh anak-anak pembelajar di MTs Persis Al-Amin Sindangkasih, mulai dari tak menampakan senyuman manis seperti biasanya, malah cenderung cuek tak terlihat akhlak baiknya,.

Ternyata, itu semua rangkaian skenario yang dibuat mereka, dalam menjalankan misinya di hari ini, untuk Guru-guru nya Asatidz semua yang mereka cintai,.

Terkejut takjub tak biasa yang kami rasa sebagai yang mereka anggap Guru, melihat ungkapan rasa cinta yang mereka perlihatkan,.

Sungguh senang sekali walau dengan ungkapan sebuah kue cake coklat yang bertuliskan Selamat Hari Guru, bukti pertanda perhatian mereka sebagai murid terhadap guru, kami apresiasi mereka.





Tentunya harapan Kami selaku Guru lebih jauh lagi, tidak perlu memberikan kue yang banyak, yang penting kalian semua menjadi anak-anak yang sholeh sholehah berbakti pada orang tua, menjadi kebanggaannya, dan tentunya menjadi generasi emas penerus Agama, penjaga nusa dan bangsa

Senin, 15 April 2019

Situs Warungboto


Sebelum dan Sesudah Pre-weeding putri Presiden Joko Widodo

Yogyakarta merupakan kota Istimewa tidak hanya sebagai sebutan saja, namun memang saya akui dan alami sendiri. Melanjutkan study membuat saya berada di kota ini. Menjadi mahasiswa tidak hanya disibukkan dengan tugas kuliah, tapi menikmati suasana baru di tempat spesial menjadi hal wajib yang mesti dilakukan. Begitu pun saya, rugi rasanya bila tidak menjelajahi dan menikmati kota ini.

Banyak sekali destinasi yang bisa kita kunjungi, namun yang paling khas dari semua tempat adalah cagar budaya peninggalan kerajaan dahulu. Kali ini yang akan kita bahas adalah Situs Warungboto, yang menjadi viral setelah dipakai preweed putri Presiden Joko Widodo Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.


Saya sendiri sempat ke Situs Warungboto ini sebelum tempat ini menjadi viral. Waktu itu saya bersama 2 orang teman (Dody dan Ilham) sengaja mencari tempat wisata yang tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Atas saran Dody didapatlah destinasi Situs Warungboto ini, dan menurut kabar yang ia terima tempat ini sangat klasik dan bagus untuk hunting photo tidak kalah dari Taman Sari.



Sabtu (30/09/2017) menjadi hari dimana kami berangkat menuju Situs Warungboto. Kami menggunakan mobil sebagai kendaraan, dan ternyata setelah sampai ditujuan yang tidak sampai 15 menit dari pusat kota kami cukup terkejut. Ternyata lokasi Situs Warungboto ini berada tepat disebelah timur atau bahu jalan veteran sebelah timur pas, namun tidak terlihat dengan jelas jika kita melihatnya dari arah jalan raya. Sebelumnya saya sering lewat jalan tersebut, namun tidak pernah sadar ada destinasi yang bagus disana. Itu karena lokasi situs ini menurun dari arah jalan raya, sehingga jalan raya berada di atas situs ini. Untuk tempat parkir sendiri, kami merasa agak kesulitan karena untuk lahan parkirnya yang terbatas (berada di jalan yang berupa gang agak kecil diantara rumah-rumah warga). Untungnya ketika kami sampai disana, belum ada wisatawan lain sama sekali, sehingga kami bisa sangat menikmati keindahan tempat ini.


Untuk tiket masuk sendiri waktu itu Rp 3.000/orang dan Rp 2.000 untuk parkir kendaraan. Murah meriah dan dapat ternikmati tempat yang sederhana, klasik, dan elegant ini.

Tersedia juga papan informasi tentang sejarah Situs Warungboto ini, selain dapat menikmati suasana tempat kita pun bisa tahu asal usulnya. Sedikit akan saya bagikan mengenai sejarahnya ya,.
Situs Warungboto Jogja ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I. Kemudian proses pembangunan tersebut dilanjutkan oleh Sultan Hamengkubuwono II pada tahun 1785.

Untuk lokasi tepatnya Situs Warungboto berada di antara dua desa dan dua kecamatan, yaitu desa Warungboto kecamatan Umbulharjo dan desa Rajawinangun kecamatan Kotagede. Untuk sampai ke tempat ini kamu hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari pusat kota Yogyakarta.

Sesudahnya tempat ini menjadi viral karena foto preweed Kahiyang dan Bobby, lokasi ini pun berbenah lebih baik lagi, mulai dari akses hingga tempat parkir dan pelayanannya lebih baik. Selamat berlibur dan selamat menikmati istimewanya Yogyakarta,. :)

Kamis, 11 April 2019

Kisah Miqdad bin ‘Amr

(Pelopor Barisan Berkuda dan Ahli Filsafat)

Ketika membicarakan dirinya, para shahabat dan teman sejawatnya berkata: “Orang yang pertama memacu kudanya dalam perang sabil ialah Miqdad ibnul Aswad”. Dan Miqdad ibnul Aswad yang mereka maksudkan itu ialah tokoh kita Miqdad bin ‘Amr ini. Di masa jahiliyah ia menyetujui dan membuat perjanjian untuk diambil oleh al-Aswad ‘Abdi Yaghuts sebagai anak, hingga namanya berubah menjadi Miqdad ibnul Aswad. Tetapi setelah turunnya ayat mulia yang melarang merangkaikan nama anak angkat dengan nama ayah angkatnya dan mengharuskan merangkaikannya dengan nama ayahnya yaitu ‘Amr bin Sa’ad.

Miqdad termasuk dalam rombongan orang-orang yang mula pertama masuk Islam, dan orang ketujuh yang menyatakan keislamannya secara terbuka dengan terus terang, dan menanggungkan penderitaan dari amarah murka dan kekejaman Quraisy yang dihadapinya dengan kejantanan para kesatria dan keperwiraan kaum Hawari!.


Perjuangannya di medan Perang Badar tetap akan jadi tugu peringatan yang selalu semarak takkan pudar. Perjuangan yang mengantarkannya kepada suatu kedudukan puncak, yang dicita dan diangan-angankan oleh seseorang untuk menjadi miliknya....


Berkatalah Abdullah bin Mas’ud yakni seorang shahabat Rasulullah:

”Saya telah menyaksikan perjuangan Miqdad, sehingga saya lebih suka menjadi shahabatnya daripada segala isi bumi ini ....”

Pada hari tang bermula dengan kesuraman itu .... yakni ketika Quraisy datang dengan kekuatannya yang dahsyat, dengan semangat dan tekad yang bergelora, dengan kesombongan dan keangkuhan mereka .... Pada hari itu Kaum Muslimin masih sedikit, yang sebelumnya tak pernah mengalami peperangan untuk mempertahankan Islam, dan inilah peperangan pertama yang mereka terjuni ....

Sementara Rasulullah menguji keimanan para pengikutnya dan meneliti persiapan mereka untuk menghadapi tentara musuh yang datang menyerang, baik pasukan pejalan kaki maupun angkatan berkudanya ..., para shahabat dibawanya bermusyawarah; dan mereka mengetahui bahwa jika beliau meminta buah fikiran dan pendapat mereka, maka hal itu dimaksudnya secara sungguh-sungguh. Artinya dari setiap mereka dimintainya pendirian dan pendapat yang sebenarnya, hingga bila ada diantara mereka yang berpendapat lain yang berbeda dengan pendapat umum, maka ia tak usah takut atau akan mendapat penyesalan.

Miqdad khawatir kalau ada di antara Kaum Muslimin yang terlalu berhati-hati terhadap perang. Dari itu sebelum ada yang angkat bicara, Miqdad ingin mendahului mereka, agar dengan kalimat-kalimat yang tegas dapat menyalakan semangat perjuangan dan turut mengambil bagian dalam membentuk pendapat umum.

Tetapi sebelum ia menggerakkan kedua bibirnya, Abu Bakar Shiddiq telah mulai bicara, dan baik sekali buah pembicaraannya itu, hingga hati Miqdad menjadi tenteram karenanya. Setelah itu Umar bin Khatthab menyusul bicara, dan buah pembicaraannya juga baik. Maka tampillah Miqdad, katanya:

"Ya Rasulullaah ....


Teruslah laksanakan apa yang dititahkan Allah, dan kami akan bersama anda ...!

Demi Allah kami tidak akan berkata seperti yang dikatakan Bani Israil kepada Musa: Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah, sedang kami akan duduk menunggu di sini. Tetapi kami akan mengatakan kepada anda: Pergilah anda bersama Tuhan anda dan berperanglah, sementara kami ikut berjuang di samping anda ...!

Demi yang telah mengutus anda membawa kebenaran! Seandainya anda membawa kami melalui lautan lumpur, kami akan berjuang bersama anda dengan tabah hingga mencapai tujuan, dan kami akan bertempur di sebelah kanan dan di sebelah kiri anda, di bagian depan dan di bagian belakang anda, sampai Allah memberi anda kemenangan ...!

Kata-katanya itu mengalir tak ubah bagai anak panah yang lepas dari busurnya. Dan wajah Rasulullah pun berseri-seri karenanya, sementara mulutnya komat-kamit mengucapkan do’a yang baik untuk Miqdad. Serta dari kata-kata tegas yang dilepasnya itu mengalirlah semangat kepahlawanan dalam kumpulan yang baik dari orang-orang beriman, bahkan dengan kekuatan dan ketegasannya, kata-kata itu pun menjadi contoh teladan bagi siapa yang ingin bicara, menjadi semboyan dalam perjuangan ...!

Sungguh, kalimat-kalimat yang diucapkan Miqdad bin ‘Amr itu mencapai sasarannya di hati orang-orang Mu’min, hingga Sa’ad dan Mu’adz pemimpin kaum Anshar bangkit berdiri, katanya:

“Wahai Rasulullah .....

Sungguh kami telah beriman kepada anda dan membenarkan anda, dan kami saksikan bahwa apa yang anda bawa itu adalah benar ..., serta untuk itu kami telah ikatkan janji dan padukan kesetiaan kami!
Maka majulah wahai Rasulullah laksanakan apa yang anda kehendaki, dan kami akan selalu bersama anda ...!

Dan demi yang telah mengutus anda membawa kebenaran,  sekiranya anda membawa kami menerjuni dan mengarungi lautan ini, akan kami terjuni dan arungi, tidak seorang pun di antara kami yang akan berpaling dan tidak seorang pun yang akan mundur untuk menghadapi musuh ...!

Sungguh, kami akan tabah dalam peperangan, teguh dalam menghadapi musuh, dan moga-moga Allah akan memperlihatkan kepada anda perbuatan kami yang berkenan di hati anda ...! Nah, kerahkanlah kami dengan berkat dari Allah ...!” 

Maka hati Rasulullah pun penuhlah dengan kegembiraan, lalu sabdanya kepada shahabat-shahabatnya:

سِيْرُوْا وَاَبْشِرُوْا

“Berangkatlah dan besarkanlah hati kalian ...!”

Dan kedua pasukan pun berhadapanlah ....

Anggota pasukan Islam yang berkuda ketika itu jumlahnya tidak lebih dari tiga orang, yaitu Miqdad bin ‘Amr, Martsad bin Abi Martsad dan Zubair bin Awwam; sementara pejuang-pejuang lainnya terdiri atas pasukan pejalan kaki atau pengendara-pengendara unta.

******

Ucapan Miqdad yang kita kemukakan tadi, tidak saja menggambarkan keperwiraannya semata, tetapi juga melukiskan logikanya yang tepat dan pemikirannya yang dalam ....

Demikianlah sifat Miqdad ....

Ia adalah seorang filosof dan ahli fikir. Hikmat dan filsafatnya tidak saja terkesan pada ucapan semata, tapi terutama pada prinsip-prinsip hidup yang kukuh dan perjalanan hidup yang teguh tulus dan lurus, sementara pengalaman-pengalamannya menjadi sumber bagi pemikiran dan penunjang bagi filsafat itu.

Pada suatu hari ia diangkat oleh Rasulullah sebagai amir di suatu daerah. Tatkala ia kembali dari tugasnya, Nabi bertanya:

كَيْفَ وَجَدْتَ الْاِمَارَةَ؟ فَأَجَابَ فِىْ صِدْقٍ عَظِيْمٍ: لَقَدْجَعَلْتَنِىْ اَنْظُرُ اِلَى نَفْسِىْ كَمَالَوْكُنْتُ فَوْقَ النَّاسِ وَهُمْ جَمِيْعًادُوْنِىْ. وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَااَتَأَمَّرَنَّ عَلَى اثْنَيْنِ بَعْدَ الْيَوْمِ اَبَدًا.

“Bagaimanakah pendapatmu menjadi amir?” Maka dengan penuh kejujuran dijawabnya: “Anda telah menjadikan daku menganggap diri di atas semua manusia sedang mereka semua dibawahku .... Demi yang telah mengutus anda membawa kebenaran, semenjak saat ini saya tak berkeinginan menjadi pemimpin sekalipun untuk dua orang untuk selama-lamanya ...!”

Nah, jika ini bukan suatu filsafat, maka apakah lagi yang dikatakan filsafat itu ...?

Dan jika orang ini bukan seorang filosof, maka siapakah lagi yang disebut filosof ...?

Seorang laki-laki yang tak hendak tertipu oleh dirinya, tak hendak terperdaya oleh kelemahannya ...!

Dipegangnya jabatan sebagai amir, hingga dirinya diliputi oleh kemegahan dan puji-pujian. Kelemahan ini disadarinya hingga ia bersumpah akan menghindarinya dan menolak untuk menjadi amir lagi setelah pengalaman pahit itu. Kemudian bahwa ia menepati janji dan sumpahnya itu, hingga semenjak itu ia tak pernah mau menerima jabatan amir ...!

Miqdad selalu mendendangkan Hadits yang didengarnya dari Rasulullah saw, yakni:


اِنَّ السَّعِيْدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ

“Orang yang berbahagia, ialah orang yang dijauhkan dari fitnah ...!”

Oleh karena jabatan sebagai amir itu dianggapnya suatu kemegahan yang menimbulkan atau hampir menimbulkan fitnah bagi dirinya, maka syarat untuk mencapai kebahagiaan baginya, ialah menjauhinya.

Di antara madhar atau manifestasi filsafatnya ialah tidak tergesa-gesa dan sangat hati-hati menjatuhkan putusan atas seseorang. Dan ini juga dipelajarinya dari Rasulullah saw. yang telah menyampaikan kepada ummatnya:

اَنَّ قَلْبَ ابْنِ ادَمَ اَسْرَعُ تَقَلُّبًا مِنَ الْقِدْرِ حِيْنَ تَغْلَىْ.

“bahwa hati manusia lebih cepat berputarnya daripada isi periuk di kala menggelegak ...”.

Miqdad sering menangguhkan penilaian terakhir terhadap seseorang sampai dekat saat kematian mereka. Tujuannya ialah agar orang yang akan dinilainya tidak beroleh atau mengalami hal yang baru lagi .... Perubahan atau hal baru apakah lagi setelah maut ...?

Dalam percakapan yang disampaikan kepada kita oleh salah seorang shahabat dan teman sejawatnya seperti di bawah ini, filsafatnya itu menonjol sebagai suatu renungan yang amat dalam, katanya:

“Pada suatu hari kami pergi duduk-duduk ke dekat Miqdad. Tiba-tiba lewatlah seorang laki-laki, dan katanya kepada Miqdad: Sungguh berbahagialah kedua mata ini yang telah melihat Rasulullah saw.! Demi Allah, andainya kami dapat melihat apa yang anda lihat, dan menyaksikan apa yang anda saksikan ...!”

Miqdad pergi menghampirinya, katanya:

“Apa yang mendorong kalian untuk ingin menyaksikan peristiwa yang disembunyikan Allah dari penglihatan kalian, padahal kalian tidak tahu apa akibatnya bila sempat menyaksikannya?
Demi Allah, bukanlah di masa Rasulullah saw, banyak orang yang ditelungkupkan Allah mukanya ke neraka jahannam ...!
Kenapa kalian tidak mengucapkan puji kepada Allah yang menghindarkan kalian dari malapetaka seperti yang menimpa mereka itu, dan menjadikan kalian sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Nabi kalian!”

Suatu hikmah ...! Dan hikmah yang bagaimana lagi ...? Tidak seorang pun yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yang anda temui, kecuali ia menginginkan dapat hidup di masa Rasulullah dan beroleh kesempatan untuk melihatnya!
Tetapi penglihatan Miqdad yang tajam dan dalam, dapat menembus barang ghaib yang tidak terjangkau di balik cita-cita dan keinginan itu. Bukankah tidak mustahil orang yang menginginkan hidup pada masa-masa tersebut akan menjadi salah seorang penduduk neraka? Bukankah tidak mustahil ia akan jatuh kafir bersama orang-orang kafir lainnya ...?
Maka tidakkah ia lebih baik memuji Allah yang telah menghidupkannya di masa-masa telah tercapainya kemantapan bagi Islam, hingga ia dapat menganutnya secara mudah dan bersih ...?

Demikianlah pandangan Miqdad, memancarkan hikmah dan filsafat .... Dan seperti demikian pula pada setiap tindakan, pengalaman dan ucapannya, ia adalah seorang filosof dan pemikir ulung ....
*****

Kecintaan Miqdad kepada Islam tidak terkira besarnya ....

Dan cinta, bila ia tumbuh dan membesar serta didampingi oleh hikmat, maka akan menjadikan pemiliknya manusia tinggi, yang tidak merasa puas hanya dengan kecintaan belaka, tapi dengan menunaikan kewajiban dan memikul tanggung jawabnya ....

Dan Miqdad bin ‘Amr dari tipe manusia seperti ini .... Kecintaannya kepada Rasulullah menyebabkan hati dan ingatannya dipenuhi rasa tanggung jawab terhadap keselamatan yang dicintainya, hingga setiap ada kebohongan di Madinah, dengan secepat kilat Miqdad telah berada di ambang pintu rumah Rasulullah menunggang kudanya, sambil menghunus pedang atau lembingnya ...!

Sedang kecintaannya kepada Islam menyebabkannya bertanggung jawab terhadap keamanannya, tidak saja dari tipudaya musuh-musuhnya, tetapi juga dari kekeliruan kawan-kawannya sendiri ....

Pada suatu ketika ia keluar bersama rombongan tentara yang sewaktu-waktu dapat dikepung oleh musuh. Komandan mengeluarkan perintah agar tidak seorang pun mengembalakan hewan tunggangannya.

Tetapi salah seorang anggota pasukan tidak mengetahui larangan tersebut hingga melanggarnya; dan sebagai akibatnya ia menerima hukuman yang rupanya lebih besar daripada yang seharusnya, atau mungkin tidak usah sama sekali.

Miqdad lewat di depan hukuman tersebut yang sedang menangis berteriak-teriak. Ketika ditanyainya ia mengisahkan apa yang telah terjadi. Miqdad meraih tangan orang itu, dibawanya ke hadapan amir atau komandan, lalu dibicarakan dengannya keadaan bawahannya itu, hingga akhirnya tersingkaplah kesalahan dan kekeliruan amir itu. Maka kata Miqdad kepadanya: “Sekarang surulah ia membalas keterlanjuran anda dan berilah ia kesempatan untuk melakukan qishash!”

Sang amir tunduk dan bersedia ..., hanya si terhukum berlapang dada dan memberinya ma’af.
Penciuman Miqdad yang tajam mengenai gentingnya suasana, dan keagungan Agama yang telah memberikan kepada mereka kebesaran ini, hingga katanya seakan-akan berdendang: “Biar saya mati, asal Islam tetap jaya ...!”

Memang, itulah yang menjadi cita-citanya, yaitu kejayaan Islam walau harus dibalas dengan nyawa sekalipun. Dan dengan keteguhan hati yang mena’jubkan ia berjuang bersama kawan-kawannya untuk mewujudkan cita-cita tersebut, hingga selayaknyalah ia beroleh kehormatan dari Rasulullah saw. menerima ucapan berikut:
اِنَّ اللهَ اَمَرَنِىْ بِحُبِّكَ وَاَنْبَأَنِى اَنَّهُ يُحِبُّكَ

“Sungguh, Allah telah menyuruhku untuk mencintaimu, dan menyampaikan pesan-Nya padaku bahwa Ia mencintaimu”.

Ya Allah bangkitkanlah dari antara kami dan anak cucu kami Miqdad-miqdad pahlawan, pejuang dan pembela Agama-Mu .... Aamin ...!

*Sumber : Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah, Khalid Muhammad Khalid, Alih Bahasa: Mahyuddin Syaf dkk, cetakan ketiga, Diponegoro Bandung

Senin, 21 Januari 2019

Curhat dengan Al-Qur’an


Ustadz Mucharom Noor, S.Ag, M.Si
(Ketua Takmir Masjid Nurul Ashri Deresan)

“Tips Praktis Curhat dengan Al-Qur’an”

Kita sebagai manusia pasti memiliki teman dekat yang selalu menjadi tempat curhat, baik itu temen satu sekolah, satu rumah, satu kosan, satu jurusan, satu tempat KKN dlsb. Ketika kita ada masalah atau butuh sesuatu pasti dengan cepat kita hubungi teman dekat kita ini, kadang cukup hanya dengan menjadi pendengar yang baik.

Andai Al-Qur’an bisa bicara, kenapa banyak manusia enggan curhat terhadap diriku. Aku tidak mau hanya dibeli, disampuli, dan dipajang saja. Aku merasa senang tat kala ku dibaca, dihafal, difahami serta diamalkan, aku pun merasa bahagia sekali jika setiap ada masalah manusia memohon pertolongan kepada Allah Swt dan memperoleh solusinya pada diriku ini. Aku ini istimewa, kitab kreasi Sang Maha Cerdas, berisi karakter manusia, dan solusi hidup manusia. Curahkanlah segala persoalan hidup kepada Allah Swt dan meminta solusinya melalui aku ini.

Allah berfirman dalam Q.S Al-Isra’ : 9  

“Sungguh Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.”

Allah berfirman dalam Q.S Al-Isra’ : 82

“Dan kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang 
beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.”

Ketika kita hendak curhat melalui Al-Qur’an, yang perlu kita perhatikan adalah kondisi diri yang harus dalam keadaan suci, ikhlas, dan yakin. Ambil lah Al-Qur’an terjemahan, dekap dengan kedua tangan, tutup mata untuk menjaga konsentrasi, mulailah bermunajat dengan (basmallah, dua kalimat syahadat, shalawat Nabi, curahkanlah persoalan pada Allah Swt, minta kepada-Nya agar menunjukkan solusi pada Al-Qur’an, yakinkan diri), buka Al-Qur’an dengan kedua tangan, pilih bagian kanan atau kiri yang akan dibaca, buka mata dan bacalah ayat Al-Qur’an yang ditemukan, perhatikan setiap kata dan kalimat pada ayat tersebut dengan seksama, sesuaikan dengan kondisi diri akan persoalan yang diajukan, setelah menemukannya catat surat dan ayat nya, bila belum yakin akan jawaban yang ditemukan bisa dilakukan berulang, selamat mencoba!!

Senin, 21 Januari 2018
[Kajian Muslim Masjid Nurul 'Ashri]
#catatanpribadi

Minggu, 13 Januari 2019

Jumat Berkah Benar-Benar Berkah

Perjalanan 5 jam menghantarkanku sampai di Stasiun Kutoarjo, pagi ini kuhirup udara segar di tempat ini. Antrian panjang nan tertib tersaji dalam loket tiket kereta lokal Prameks, berangkat dari Kutoarjo berakhir di Solo dan aku turun di Yogyakarta.

Ketika menunggu kereta Prameks tetiba seorang bapak-bapak menghampiri, sambil mimik bermuram durja beliau cerita tentang dirinya yang kerja dua minggu di proyek renovasi ruko daerah Setiabudi Bandung tanpa memperoleh gaji sedikitpun. Ternyata sidik punya sidik yang menjadi mandor proyek tersebut kabur dengan membawa uang belanja bahan bangunan beserta gaji pegawai. Setelah hidup terkatung-katung tanpa kejelasan dia pun berniat pulang ke kampung halaman nya di Pacitan. Tanpa bekal uang sedikitpun ia pulang, dengan pasrah mengandalkan pertolongan Allah dari tuturannya ada orang baik yang sampai membelikan tiket kereta walaupun hanya sampai Kutoarjo.

Tertegun mendengar cerita beliau, banyak pelajaran yang bisa diambil. Namun sayang diri ini tak bisa memberi apa-apa hanya sebungkus kue caramel untuk mengganjal perut beliau.

Masih disaat menunggu kereta Prameks yang hampir sampai, terlihat dari kejauhan sesosok yang tidak asing. Teman lama yang sudah lama tak bersua pun dipertemukan, Ali Said namanya. Sang senior satu jurusan di Kampus yang sama, yang tiba-tiba akrab karena pernah satu kelas. Mulailah perbincangan hal remeh temeh sampai berbobot. Bukan obrolan saat itu yang membuatku kagum, tapi cerita yang pernah ia sampaikan dulu pas kuliah yang membuat aku pertama kagum. Tentang perjuangan ia menyelesaikan kuliahnya, dimana ia mesti mengalami ujian berupa kecelakaan cukup parah sampai harus cuti 1 semester untuk pemulihan. Menjadi Mahasiswa semester 2 digit itu tidak mudah, namun ia berhasil melampaui nya dan sukses meraih gelar sarjana.

Tak terasa Prameks telah sampai di Stasiun Lempuyangan, bincang-bincang sederhana menjadi pengiring sampainya aku di kota istimewa. 07.15 waktu menunjukkan, tak lama menunggu datanglah temanku Edo Bai yang bersedia menjemput. Base Camp GenBI DIY menjadi tempat bernaung ku selama di Yogya ini, menemani Edo dan Babah tentunya sang penunggu BC.

Hal mengejutkan sekaligus mengembirakan pun terjadi menjelang waktu Ashar. Berawal dari pesan yang mengabarkan ada berita penting untuk diri ini dari Ustadz Aay, belum sempat ku balas deringan telpon dari beliau memanggil. Dengan basa-basi menanyakan kabar, ia menawarkan pada diri ini program beasiswa full funded S2 + S3 di Qatar dengan jurusan Islamic Finance. Campur aduk perasaan ini mendengar kabar yang begitu menggembirakan yang ditunggu-tunggu selama ini datang juga, jawaban dari semua do’aku.

Jumat ini benar-benar penuh berkah, 11 Januari 2019, Alhamdulillaah..