University Club Uninersitas Gadjah Madha (UC UGM) menjadi tempat sekaligus saksi akan suatu acara seminar yang memberi asupan semangat menulis kepada saya pribadi. Berawal dari ajakan orang yang sangat mengenal saya akan ketertarikan terhadap dunia kepenulisan dari sejak SMP/MTs, namun sekarang sedang mengalami penurunan kinerja entah karena sebab apa saya sendiri pun tidak tahu.
Pagi tadi pukul 09.00 WIB dihari Sabtu (7/2) saya bersama dia serta peserta seminar lainnya telah memadati tempat acara. Tiga orang Narasumber telah hadir dihadapan kami sebut saja Mas Ahmad Bahar (Motivator Gerakan Indonesia Menulis), Mas R. Toto Sugiharto (Penulis Novel) dan Mas Darmawan B.S (Presenter).
Muncul pertama Mas Darmawan B.S (Mbah Darmo) membuka acara seminar tersebut, dengan gaya kocaknya dia memulainya. Selain Presenter dia juga seorang penulis, kebanyakan tulisannya berkaitan dengan cara membuat sesuatu serta buku bertemakan humor. Setelah menceritakan pengalamannya yang cukup menginspirasi, dia menyebutkan dari status-status yang kita cetuskan di jejaring sosial bisa kita jadikan sebuah buku dengan mengumpulkannya.
Mas R. Toto Sugiharto menyampaikan bahwasannya dunia kepenulisan itu menuntut kita agar bisa memutar balikan keadaan 'seironi mungkin'. Seperti halnya ia sebutkan Raditya Dika dalam salah satu filmnya 'Kambing Jantan' mampu melakukan itu dengan cukup baik. Ketika Radit berkunjung ke rumah pacarnya dan bertemu dengan bapak pacarnya yang menanyakan pekerjaan Radit dan ia pun menjawab seorang penulis, dengan sepontan bapak itu berkata "pasti kamu orang miskin kan". Padahal kenyataannya Radit orang kaya raya dengan hasil karyanya. Selain itu kita dituntut untuk menjadi orang yang kreatif dan untuk pasar yang paling potensial untuk penjualan buku adalah kepada pembaca yang termasuk usia produktif tentunya dengan buku-buku bertemakan yang bersangkutan dengan mereka. Mencari masalah dan memetakannya ia sampaikan sebagai kunci dalam membuat suatu tulisan. Untuk mencari masalah itu dapat dilakukan dengan berdiskusi. Mempunyai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ia anjurkan untuk mengecek kosakata, juga yang ia sarankan adalah untuk memperbanyak membaca buku sastra.
Mas Ahmad Bahar menyampaikan asyiknya menulis dapat mengakibatkan panjang umur, sarana penyaluran unek-unek, serta kebebasan yang akan kita peroleh. Menulis itu seperti menanam pohon, ketika kita menanam maka kita akan menuai dan merupakan passive income. Enterpreuneur writing ia serukan tidak hanya menulis saja, akan tetapi dengan itu kita dapat mendapat sesuatu yang lain yaitu pendapatan berupa materi. Beliau akhirnya menyampaikan cara gilanya, yaitu dengan membuat tulisan yang mencuri perhatian, bekerjasama yang baik dengan penerbit, dan SEDEKAH. Di akhir acara ternyata disematkan rangkaian lainnya, yaitu Cover Book Launch Revolusi Mental 1/2 Hati karya Mas Ahmad Bahar sendiri.
Kurang lebih tiga jam berlangsung, banyak tambahan ilmu yang didapat serta semangat, tidak sia-sia menghadiri acara tersebut, terimakasih banyak yang sudah ngajak.
Melihat animo peserta yang besar tidak hanya para mahasiswa, ada banyak dosen senior disana juga orang-orang yang bisa dikatakan sepuh ikut andil, hanya untuk tahu bagaimana cara menulis. Itulah salah satu faktor yang membuat hati ini terenyuh, selain itu menjadi tambahan spirit menulis. 'masa kita kalah semangat sama yang sepuh, mereka juga semangat pengen nulis masa kita nggak yang tak sezaman dengan mereka'.
Semoga virus menulis ini dapat tersebar lebih luas lagi kepada setiap orang di Negeri ini khususnya, agar bisa menjadi Bangsa yang maju, khan salah satu faktornya dari jumlah penulisnya, semakin banyak semakin maju.
Semangat menulis!!!